-->
Notes and memorial ^_^

Selasa, 26 Februari 2013

ANEMIA



Anemia



 

     A.   Pengertian Anemia
Menurut WHO kejadian anemia hamil berkisar antara 20%-89% dengan menetapkan Hb 11 gr% sebagai dasarnya. Angka anemia kehamilan di Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi. Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah menurun atau menurunnya hemoglobin, sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada ibu dan janin menjadi berkurang. Selama kehamilan, indikasi anemia adalah jika konsentrasi hemoglobin kurang dari 10,50 sampai dengan 11,00 gr/dl. Anemia pada wanita hamil jika kadar hemoglobin atau darah merahnya kurang dari 10,00 gr%. Penyakit ini disebut anemia berat. Jika hemoglobin < 6,00 gr% disebut anemia gravis. Jumlah hemoglobin wanita hamil adalah 12,00-15,00 gr% dan hematokrit adalah 35,00-45,00%. Anemia dalam kandungan ialah kondisi ibu dengan kadar Hb < 11,00 gr%. Pada trimester I dan III atau kadar Hb < 10,50 gr% pada trimester II. Karena ada perbedaan dengan kondisi wanita tidak hamil karena hemodilusi terutama terjadi pada trimester II. Klasifikasi derajat anemia menurut WHO :
1.      Ringan sekali 10 gr%-13 gr%
2.      Ringan 8 gr% - (,90 gr%
3.      Sedang 6 gr% - 7,90 gr%
4.      Berat <6,00 gr%
Sedangkan Pembagian anemia berdasarkan pemeriksaan hemoglogin menurut Manuaba (2007) yaitu:
a.       Tidak anemia Hb 11,00 gr%
b.      Anemia ringan Hb 9,00-10,00 gr%
c.       Anemia sedang 7,00-8,00 gr%
d.      Anemia berat <7,00

B.   Penyebab anemia pada kehamilan
Darah bertambah banyak dalam kehamilan yang lazim disebut hidremia atau hipervolemia, akan tetapi bertambahnya sel-sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma, sehingga pengenceran darah. Pertambahan tersebut berbanding plasma 30,00%, sel darah merah 18,00% dan Hemoglobin 19,00%. Tetapi pembentukan bisa sel darah merah yang terlalu lambat bisa menyebabkan kekurangan sel darah merah atau anemia.
Pengenceran darah dianggap penyesuaian diri secara fisiologi dalam kehamilan dan bermanfaat bagi wanita, pertama pengenceran dapat meringankan beban jantung yang harus bekerja lebih berat dalam masa kehamilan, karena sebagai akibat hidremia cardiac output untuk meningkatkan kerja jantung lebih ringan apabila viskositas rendah. Resistensi perifer berkurang, sehingga tekanan darah tidak naik, kedua perdarahan waktu persalinan, banyaknya unsur besi yang hilang lebih sedikit dibandingkan dengan apabila darah ibu tetap kental. Tetapi pengenceran yang tidak diikuti dengan pembentukan sel darh merah yang seimbang dapat menyebabkan anemia. Bertambahnya volume darah dalam kehamilan dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya pada kehamilan 32 dan 36 minggu. Kebanyakan anemia dalm kehamilan disebabkan oleh defesiensi besi dan perdarahan akut bahkan tidak jarang keduanya saling berinterkasi.
Pada umumnya anemia disebabkan oleh:
1.      Kurang gizi (malnutrisi)
2.      Kurang zat besi dalam diet
Diet berpantang telur, daging, hati atau ikan dapat membuka kemungkinan menderita anemia karena diet.
3.      Malabsorpsi
Penderita gangguan penyerapan zat besi dalam usus dapat menderita anemia. Bisa terjadi karena gangguan pencernaan atau dikonsumsinya substansi penghambat seperti kopi, teh atau serat makanan tertentu tanpa asupan zat besi yang cukup.
4.      Kehilangan darah yang banyak saat persalinan yang lalu, haid
Semakin sering seorang anemia mengalami kehamilan dan melahirkan akan semakin banyak kehilangan zat besi dan akan menjadi anemia. Jika cadangan zat besi minimal maka setiap kehamilan akan menguras persediaan zat besi tubuh dan akan menimbulkan anemia pada kehamilan berikutnya.
5.      Penyakit -penyakit kronis
Penyakit-penyakit kronis seperti : TBC Paru, Cacing usus, dan Malaria dapat menyebabkan anemia.
Dalam kehamilan, jumlah darah bertambah (hyperemia/hipervolumia) karena itu terjadi pengenceran darh arena sel-sel darh tidak sebanding pertambahannya  dengan plasma darah. Perbandingan tersebut antara lain:
a.       Plasma darah bertambah 30 %
b.      Sel-sel darah bertambah 18 %
c.       Hemoglobin bertambah 19%
Etiologi anemia antara lain:
1.      Karena cacat sel darah merah (SDM)
Sel darah merah mempunyai komponen penyusun yang banyak sekali. Tiap-tiap komponen ini bila mengalami cacat atau kelainan, akan menimbulkan masalah bagi SDM sendiri, sehingga sel ini tidak berfungsi sebagai mana mestinya dan dengan cepat mengalami penuaan dan segera dihancurkan. Pada umumnya cacat yang dialami SDM menyangkut senyawa-senyawa protein yang menyusunnya. Oleh karena kelainan ini menyangkut protein, sedangkan sintesis protein dikendalikan oleh gen di DNA.
2.      Karena kekurangan zat gizi
Anemia jenis ini merupakan salah satu anemia yang disebabkan oleh faktor                                                                                                                      luar tubuh, yaitu kekurangan salah satu zat gizi. Anemia karena kelainan dalam SDM   disebabkan oleh faktor konstitutif yang menyusun sel tersebut. Anemia jenis ini tidak dapat diobati, yang dapat dilakukan adalah hanya memperpanjang usia SDM sehingga mendekati umur yang seharusnya, mengurangi beratnya gejala atau bahkan hanya mengurangi penyulit yang terjadi.
3.      Karena perdarahan
 Kehilangan darah dalam jumlah besar tentu saja akan menyebabkan kurangnya jumlah SDM dalam darah, sehingga terjadi anemia. Anemia karena perdarahan besar  dan dalam waktu singkat ini secara nisbi jarang terjadi. Keadaan ini biasanya terjadi karena kecelakaan dan bahaya yang diakibatkannya langsung disadari. Akibatnya, segala usaha akan dilakukan untuk mencegah perdarahan dan kalau mungkin mengembalikan jumlah darah ke keadaan semula, misalnya dengan tranfusi.
4.       Karena otoimun
Dalam keadaan tertentu, sistem imun tubuh dapat mengenali dan menghancurkan bagian-bagian tubuh yang biasanya tidak dihancurkan. Keadaan ini sebenarnya tidak seharusnya terjadi dalam jumlah besar. Bila hal tersebut terjadi terhadap SDM, umur SDM akan memendek karena dengan cepat dihancurkan oleh sistem imun.


C.   Klasifikasi anemia pada kehamilan
1.      Anemia defisiensi zat besi
Anemia dalam kehamilan yang paling sering ialah anemia akibat kekurangan zat besi dan kehilangan darah akut. Tidak jarang keduanya saling berkaitan erat, karena pengeluaran darah yang berlebihan disertai hilangnya besi hemoglobin dan terkurasnya simpanan besi pada suatu kehamilan dapat menjadi penyebab penting anemia defisiensi besi pada kehamilan berikutnya. Kekurangan ini disebabkan karena kurang masuknya unsur zat besi dalam makanan, gangguan reabsorbsi, dan penggunaan terlalu banyaknya zat besi.Penyebab tersering anemia selama kehamilan dan masa nifas adalah defisiensi besi dan kehilangan darah akut.
Status gizi yang kurang sering berkaitan dengan anemia defisiensi besi Pada gestasi biasa dengan satu janin, kebutuhan ibu akan besi yang dipicu oleh kehamilannya rata-rata mendekati 800 mg; sekitar 500 mg, bila tersedia, untuk ekspansi massa hemoglobin ibu sekitar 200 mg atau lebih keluar melalui usus, urin dan kulit. Jumlah total ini 1000 mg jelas melebihi cadangan besi pada sebagian besar wanita. Kecuali apabila perbedaan antara jumlah cadangan besi ibu dan kebutuhan besi selama kehamilan normal yang disebutkan diatas dikompensasi oleh penyerapan besi dari saluran cerna, akan terjadi anemia defisiensi besi. Prognosis anemia defisiensi besi dalam kehamilan umumnya baik bagi ibu dan anak. Persalinan dapat berlangsung seperti biasa tanpa perdarahan banyak atau komplikasi. Anemia berat yang tidak diobati dalam kehamilan muda dapat menyebabkan abortus, dan dalam kehamilan tua dapat menyebabkan partus lama, perdarahan postpartum, dan infeksi. Walaupun bayi yang dilahirkan tidak menunjukkan Hb yang rendah, namun cadangan besinya kurang sehingga beberapa bulan kemudian tampak sebagai anemia infantum.
Proses kekurangan zat besi sampai menjadi anemia melalui beberapa tahap. Awalnya, terjadi penurunan simpanan cadangan zat besi. Bila belum juga dipenuhi dengan masukan zat besi, lama-kelamaan timbul gejala anemia disertai penurunan Hb. Gejala awal anemia zat besi berupa badan lemah, lelah, kurang energi, kurang nafsu makan, daya konsentrasi menurun, sakit kepala, mudah terinfeksi penyakit, stamina tubuh menurun, dan pandangan berkunang-kunang – terutama bila bangkit dari duduk. Selain itu, wajah, selaput lendir kelopak mata, bibir, dan kuku penderita tampak pucat. Kalau anemia sangat berat, dapat berakibat penderita sesak napas, bahkan lemah jantung.
  Zat besi yang terdapat dalam semua sel tubuh ini berperan penting dalam berbagai reaksi biokimia, di antaranya memproduksi sel darah merah. Sel itu sangat diperlukan untuk mengangkut oksigen ke seluruh jaringan tubuh. Sedangkan oksigen penting dalam proses pembentukan energi agar produktivitas kerja meningkat dan tubuh tidak cepat lelah.Zat besi juga unsur penting dalam mempertahankan daya tahan tubuh, agar kita tidak mudah terserang penyakit. Menurut penelitian, orang dengan kadar Hb kurang dari 10 g/dl memiliki kadar sel darah putih (untuk melawan bakteri) yang rendah pula. Jumlah zat besi yang harus diserap tubuh setiap hari hanya 1 mg atau setara dengan 10 – 20 mg zat besi yang terkandung dalam makanan. Zat besi pada pangan hewani lebih tinggi penyerapannya yaitu 20 – 30%, sedangkan dari sumber nabati hanya 1 – 6%.

2.      Anemia defisiensi asam folat
Pada kehamilan kebutuhan asam folat meningkat sampai sepuluh kali lipat karena tramsfer folat dari ibu ke janin yang menyebabkan dilepasnya cadangan folat maternal. Kadar estrogen dan progesterone yang tinggi selama kehamilan tampaknya memilki efek penghambatan terhadap absorbsi folat. Anemia megaloblastik adalah kelainan yang disebabkan oleh gangguan sintesis DNA dan ditandai adnya sel-sel megaloblastik yang khas untuk anemia ini, selain itu anemia megaloblastik juga dapat terjadi karena defisiensi vitamin B12.
Pencegahannya adalah apabila pemberian zat besi tidak berhasil maka ditambah dengan asam folat, adapun terapinya adalah asam folat 15-30 mg / hari, vitamin B12 1,25 mg / hari, sulfas ferrosus 500 mg / hari, pada kasus berat dan pengobatan per oral lambat sehingga dapat diberikan transfusi darah.

3.      Anemia hipoplastik
Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sumsum tulang kurang mampu membuat sel-sel darah merah. Anemia hipoplastik ini dianggap komplikasi kehamilan dimana pengobatan adalah tranfusi darah. Untuk diagnostic diperlukan pemeriksaan-pemeriksaan diantaranya adalah darah tepi lengkao, pemeriksaan fungsi eksternal, dan pemeriksaan retikulosi.

4.      Anemia hemolitik
Adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah merah yang lebih cepat dari pembuatannya. Gejala utamanya ditandai dengan kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelmahan, serta gejala komplikasi bila terjadi kelainan pada organ-organ vital. Pengobatannya tergantung pada jenis anemia hemolitik serta penyebabnya. Bila disebabkan oleh infeksi maka infeksinya diberantas dan diberikan obat-obat penambah darah. Namun pada beberapa jenis obat-obatan, hal ini tidak memberi hasil. Sehingga transfusi darah berulang dapat membantu penderita ini.

5.      Anemia sel sabit
Kehamilan pada perempuan penderita anemia sel sabit ( sickle sel anemia) disertai dengan peningkatan insiden pielonefritis, infark pulmonal, pneumonia, perdarahan antepartum, prematurus, dan kematian janin. Berat lahir bayi dari ibu yang menderita anemia sel sabit di bawah rata-rata dan kematian janin tinggi. Penyebab kematian neonatal tidak jelas tetapi kadang-kadng disebabkan oleh vasooklusi plasenta  dengan temuan postmortem yang menggambarakan anoksia intrapartum. Masa kehamilan dan periode postpartum masih berpotensi bahaya bagi ibu dengan penyakit sel sabit, sehingga ibu harus dipantau ketat, selama kehamilan. Pemberian transfusi darah profolaktik belum terbukti efektivitasnya walaupun beberapa pasien tampaknya member hasil yang memuaskan.

D.   Tanda dan gejala anemia
Gejala anemia pada kehamilan yaitu ibu mengeluh cepat lelah, sering pusing, malaise, lidah luka, nafsu makan turun (anoreksia), nafas pendek (pada anemia parah) dan keluhan mual muntah lebih hebat pada hamil muda, badan lemah, kurang energi, daya konsentrasi menurun, mudah terinfeksi penyakit, stamina tubuh menurun, dan pandangan berkunang-kunang – terutama bila bangkit dari duduk. Selain itu, wajah, selaput lendir kelopak mata, bibir, dan kuku penderita tampak pucat. Kalau anemia sangat berat, dapat berakibat penderita sesak napas, bahkan lemah jantung.

E.    Pengaruh  anemia terhadap kehamilan
Anemia dapt terjadi pada setiap ibu hamil, sehingga kejadian ini harus selalu diwaspadai.
1.      Bahaya selama kehamilan
a.       Dapat terjadi abortus
b.      Persalinan prematuritas
c.       Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim
d.      Mudah terjadi infeksi
e.       Anacaman dekoinpensasi kordis ( Hb, 6 gr%)
f.       Mola hedatidosa
g.      Hiperimesis gravidarum
h.      Pendarahan antepartum
i.        Ketuban pecah dini

2.      Bahaya saat persalinan
a.       Gangguan his yang akan mempengaruhi kekuatan mengejan ibu
b.      Kala pertama dapat berlangsung lama dan terjadi partus terlantai
c.       Kala dua berlangsung lama sehingga dapat melelahkan ibu dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan
d.      Kala tiga dapt diikuti retensio plasenta dan perdarahan postpartum karena atonia uteri
e.       Kala empat dapat terjadi perdarahan postpartum sekunderr dan atonia uteri

3.       Pada kala nifas
a.       terjadi subinvulosio uteri yang dapat menimbulkan perdarahan postpartum
b.      pengeluaran asi berkurang
c.       terjadinya dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan
d.      anemia kala nifas

4.      Bahaya terhadap janin
a.       Abortus
b.      Kematian intro uterin
c.       Persalianan prematuritas tinggi
d.      Berat badan lahir rendah
e.       Dapat terjadi cacat bawaan
f.       Bayi mudah terkena infeksi sampai kematian perinatal
g.      Intelegensi lemah
F.    Kebutuhan tablet Fe pada ibu hamil
Kebutuhan tablet besi pada kehamilan dengan janin tunggal kebutuhan zat besi terdiri dari : 200-600 mg untuk memenuhi peningkatan massa sel darah merah, 200-370 mg untuk janin yang bergantung pada berat lahirnya, 150-200 mg untuk kehilangan eksternal, 30-170 mg untuk tali pusat dan plasenta, 90-310 mg untuk menggantikan darah yang hilang saat melahirkan. Dengan demikian total zat besi pada kehamilan berkisar antara 440-1050 mg dan 580-1340 mg dimana kebutuhan tersebut akan hilang 200 mg melalui ekskresi kulit, usus, dan urinarius.
Untuk mengatasi kehilangan ini, ibu hamil memerlukan rata-rata 30,00-40,00 mg zat besi per hari. Kebutuhan ini akan meningkat secara signifikan pada trimester terakhir, yaitu rata-rata 50,00 mg / hari pada akhir kehamilan menjadi 60,00 mg / hari. Zat besi yang tersedia dalam makanan berkisar 6,00 sampai 9,00 mg / hari, ketersediaan ini bergantung pada cakupan diet. Karena itu kebutuhan pada kehamilan memerlukan mobilisasi simpanan zat besi dan peningkatan absorbsi.
Kebutuhan zat besi pada wanita hamil yaitu rata-rata mendekatai 800 mg. Kebutuhan ini terdiri dari, sekitar 300 mg diperlukan untuk janin dan plasenta serta 500 mg lagi digunakan untuk meningkatkan massa haemoglobin maternal. Kurang lebih 200 mg lebih akan dieksresikan lewat usus, urin dan kulit. Makanan ibu hamil setiap 100 kalori akan menghasilkan sekitar 8–10 mg zat besi. Perhitungan makan 3 kali dengan 2500 kalori akan menghasilkan sekitar 20–25 mg zat besi perhari. Selama kehamilan dengan perhitungan 288 hari, ibu hamil akan menghasilkan zat besi sebanyak 100 mg sehingga kebutuhan zat besi masih kekurangan untuk wanita hamil (Manuaba, 2001).


G.   Penatalaksanaan anemia pada kehamilan 

Untuk mencegah anemia pada masa kehamilan, hal yang dapat dilakukan yaitu dengan mengkonsumsi makanan-makanan yang kaya akan zat besi seperti hati ayam (disarankan hati ayam kampung) ataupun sapi, sayur bayam dan juga buah-buahan (disarankan hati hewan, sayur dan buah organik). Dengan mengkonsumsi semua makanan tersebut, zat besi yang sangat diperlukan oleh sel-sel darah merah dapat terpenuhi secara maksimal dan dapat terhindar dari penyakit anemia.
Anemia dapat disembuhkan dengan mengkonsumsi tablet besi ataupun Tablet Tambah Darah (TTD). Ibu hamil pada umumnya diberikan dosis sebanyak satu tablet setiap hari berturut-turut selama 90 hari saat masa-masa kehamilan.
TTD tersebut mengandung 200 mg ferrosulfat, yang mana hal tersebut setara dengan 60 miligram besi elemental dan 0.25 mg asam folat. Dalam beberapa kasus, pemberian preparat besi ini mempunyai efek samping. Efek samping tersebut diantaranya berupa mual, nyeri lambung, muntah, diare, serta kesulit buang air besar. Untuk mencegah efek samping tersebut terjadi dianjurkan mengkonsumsi TTD setelah makan saat malam hari.

DAFTAR PUSTAKA
 
Manuaba IBG. 2007,Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC
Nurhaeni, Arief. 2008. Kehamilan dan Kelahiran Sehat. Jogjakarta : Dianloka
Prawihardjo,Sarwono.2008. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka
Rochjati, Poedji. 2003. Skrening Antenal Pada Ibu Hamil. Surabaya : Airlangga
Utami, Sintha. 2008. Info Penting Kehamilan. Jakarta : Dian Rakyat
Sasrtrawan, Sulaiman. dkk. 2005. Obstetri Patologi. Jakarta. EGC
Varney H. 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC

Diposting oleh Unknown di 10.30
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Asuhan Kebidanan IV

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

My Self ^^

Unknown
Lihat profil lengkapku

About

Welcome to my blog Blog ini kebanyakan berisi tentang ilmu kebidanan Semoga dapat bermanfaat... enjoy to my blog :)

Categories

Asuhan Kebidanan I (1) Asuhan Kebidanan II (1) Asuhan Kebidanan IV (10) Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita (4) Bahasa Indonesia (1) Biokimia (1) Biologi Reproduksi (1) Epidemiologi (1) Ilmu Kesehatan Masyarakat (2) Kesehatan Reproduksi (1) Komputer (2) Konsep Kebidanan (2) Mutu Pelayanan Kebidanan (1) Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kebidanan (2) Penjaskes (1) Promosi Kesehatan (3)

Search

Arsip Blog

  • ►  2014 (2)
    • ►  Januari (2)
  • ▼  2013 (21)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (7)
    • ►  Maret (5)
    • ▼  Februari (6)
      • MOLA HIDATIDOSA
      • ANEMIA
      • Cara Membuat Blog
      • Hipertensi
      • Abortus
      • PERDARAHAN ANTEPARTUM
    • ►  Januari (1)
  • ►  2012 (7)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (2)
    • ►  September (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
  • ►  2011 (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
  • ►  2010 (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)

Widget-Animasi-Blog

Follow My Fanspage ^^

Daftar Isi

Follower

Diberdayakan oleh Blogger.