MAKALAH
ASUHAN KEBIDANAN IV
“Preeklamsia Berat”
Dosen Pengampu : Barbara Cendy Sabatini, S.SiT, M.Kes
KELAS
: A.86
KELOMPOK
5
NI MADE SRI DEWI W. S 11150241
SULASTRI 11150244
LUH PUTU RISKA MEGAYANTI 11150253
MULIANA 11150258
NINING WARNINGSIH 11150264
PRODI DIII KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2013
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada penyusun sehingga makalah Asuhan Kebidanan
IV ini yang berjudul “Preeklamsia Berat ” dapat selesai dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Makalah
ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Asuhan Kebidanan IV, dimana sumber materi
diambil dari beberapa media pendidikan guna menunjang keakuratan materi yang
nantinya akan disampaikan.
Penyusun
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca.
Semoga
makalah ini dapat menambah wawasan dan berguna bagi pembaca. Akhir kata
penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Yogyakarta,
Maret 2013
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di Indonesia
Preeklampsia berat (PEB) merupakan salah satu penyebab utama kematian maternal
dan perinatal di Indonesia. PEB diklasifikasikan kedalam penyakit hypertensi
yang disebabkan karena kehamilan. PEB ditandai oleh adanya hipertensi
sedang-berat, edema, dan proteinuria yang masif. Penyebab dari kelainan ini
masih kurang dimengerti, namun suatu keadaan patologis yang dapat diterima
adalah adanya iskemia uteroplacentol.
Diagnosis
dini dan penanganan adekuat dapat mencegah perkembangan buruk PER kearah PEB
atau bahkan eklampsia penanganannya perlu segera dilaksanakan untuk menurunkan
angka kematian ibu (AKI) dan anak. Semua kasus PEB harus dirujuk ke rumah sakit
yang dilengkapi dengan fasilitas penanganan intensif maternal dan neonatal,
untuk mendapatkan terapi definitif dan pengawasan terhadap timbulnya
komplikasi-komplikasi.
Pemeriksaan
antenatal yang teratur dan secara rutin mencari tanda preeklampsia sangat
penting dalam usaha pencegahan preeklampsia berat, di samping pengendalian
terhadap faktor-faktor predisposisi yang lain.
Preeklampsia
adalah penyakit pada wanita hamil yang secara langsung disebabkan oleh
kehamilan. Pre-eklampsia adalah hipertensi disertai proteinuri dan edema akibat
kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan.
Gejala ini dapat timbul sebelum 20 minggu bila terjadi. Preeklampsia hampir
secara eksklusif merupakan penyakit pada nullipara. Biasanya terdapat pada
wanita masa subur dengan umur ekstrem yaitu pada remaja belasan tahun atau pada
wanita yang berumur lebih dari 35 tahun. Pada multipara, penyakit ini biasanya
dijumpai pada keadaan-keadaan berikut :
1) Kehamilan
multifetal dan hidrops fetalis.
2) Penyakit
vaskuler, termasuk hipertensi essensial kronis dan diabetes mellitus.
3) Penyakit
ginjal.
Pre-eklamsia
dan eklamsia merupakan kumpulan gejala yang timbul pada ibu hamil, bersalin dan
dalam masa nifas yang terdiri dari trias: hipertensi, proteinuria dan oedema,
yang kadang-kadang disertai konvulsi sampai koma. Ibu tersebut tidak
menunjukkan tanda-tanda kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya (Mochtar,
1998).
Tingginya
kejadian pre-eklamsia- eklamsia di negara-negara berkembang dihubungkan dengan
masih rendahnya status sosial ekonomi dan tingkat pendidikan yang dimiliki
kebanyakan masyarakat. Kedua hal tersebut saling terkait dan sangat berperan
dalam menentukan tingkat penyerapan dan pemahaman terhadap berbagai
informasi/masalah kesehatan yang timbul baik pada dirinya ataupun untuk
lingkungan sekitarnya (Zuhrina, 2010).
Menurut World
Health Organization (WHO), salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas ibu
dan janin adalah pre-eklamsia (PE), angka kejadiannya berkisar antara 0,51%-38,4%.
Di negara maju
angka kejadian pre- eklampsia berkisar 6-7% dan eklampsia 0,1-0,7%. Sedangkan
angka kematian ibu yang diakibatkan pre-eklampsia dan eklampsia di negara
berkembang masih tinggi (Amelda, 2008).
Berdasarkan
kejadian tersebut, maka kami tertarik untuk membahas hal ini, serta sebagai tugas dalam makalah Asuhan Kebidanan IV dengan
Preeklamsi berat.
1.2. Rumusan Masalah
Dari latar
belakang di atas maka pada kesempatan ini penulis membatasi masalah yang akan
di bahas mengenai Asuhan
Kebidanan IV tentang preeklamsia berat dan dapat melakukan asuhan kebidanan
yang sesuai dengan kasus tersebut.
1.3. Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini yaitu agar mahasiswa dapat mengetahui serta memahami
tentang preeklamsia berat dan juga mahasiswa dapat menerapkan asuhan kebidanan
yang sesuai terhadap kasus tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi
Preeklamsia
adalah sindrom spesifik-kehamilan berupa berkurangnya perfusi organ akibat
vasospasme dan aktivitas endotel (Cunningham et al, 2005).
Preeklamsia
berat ialah preeklamsia dengan tekanan darah sistolik ≥ 160/ mmHg dan tekanan
darah diastolic ≥ 110 mmHg disertai proteinuria lebih 5 g/24 jam
(Prawirohardjo, 2009). Preeklamsia berat
adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya
hipertensi 160/110 mmHg atau lebih disertai proteinuria dan/atau edema pada kehamilan
20 minggu atau lebih.
Penyakit ini biasanya ditandai dengan
tanda-tanda sebagai berikut:
Adanya peningkatan tekanan darah yang
diikuti dengan adanya peningkatan kadar protein didalam urine.
Nyeri kepala dan adanya gangguan
penglihatan (pandangan kabur).
Nyeri epigastrik
Pada wanita hamil akan mengalami
pembengkakan pada kaki dan tangan.
Preklamsia umumnya muncul pada umur
kehamilan 37minggu, tetapi dapat timbul kapan saja pada pertengahan
kehamilan. meskipun pada beberapa kasus
ada yang di temukan pada awal masa kehamilan.
Terjadi penurunan volume plasma antara
30%-40% yang disebut hipovolemia.
Terjadi penurunan fungsi ginjal.
2.2. Diagnosis
Diagnosisi
ditegakkan berdasarkan criteria preeklamsia berat sebagaimana tercantum di
bawah ini.
Preeklamsia berat
digolongkan preeklamsia berat bila ditemukan satu atau lebih gejala sebagai
berikut.
ü Tekanan
darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolic ≥110 mmhg. Tekanan darah
ini tidak menurun meskipun ibu hamil sudah dirawat di rumah sakit dan sudah menjalani
tirah baring.
ü Proteinuria
lebih 5 g/24 jam atau 4+ dalam pemeriksaan kualitatif.
ü Oliguria,
yaitu produksi urin berkurang dari 500 cc/24 jam.
ü Kenaikan
kadar kreatinin plasama.
ü Gangguan
visus dan serebral: penurunan kesadaran, nyeri kepala, skotoma dan pandangan
kabur.
ü Nyeri
epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen (akibat teregangnya
kapsul Glisson).
ü Edema
paru-paru dan sianosis.
ü Hemolisis
mikroangiopatik.
ü Trompositopenia
berat: < 100.000 sel/mm3 atau penurunan trombosit dengan cepat.
ü Gangguan
fungsi hepar (kerusakan hepatoselular): peningkatan kadar alanin dan aspartate
aminotransferase
ü Pertumbuhan
janin intrauterine yang terhambat.
ü Sindrom
HELLP.
2.3. Klasifikasi Preeklamsia Berat
Preeklamsia
berat dibagi menjadi 2 klasifikasi, yaitu
ü Preeklamsia
berat tanpa impending eclamsia
ü Preeklamsia
berat dengan impending eclamsia
Disebut
impending eclamsia bila preeklamsia berat disertai gejala-gejala subyektif
berupa nyeri kepala hebat, gangguan visus, muntah-muntah, nyeri epigastrik, dan
kenaikan progresif tekanan darah.
2.4. Penatalaksanaan Preeklamsia Berat
Ditinjau dari
umur kehamilan dan perkembangan gejala-gejala preeklampsia berat selama
perawatan maka perawatan dibagi menjadi :
a. Perawatan aktif yaitu
kehamilan segera diakhiri atau diterminasi ditambah pengobatan medisinal.
1.
Perawatan aktif
Sedapat mungkin
sebelum perawatan aktif pada setiap penderita dilakukan pemeriksaan fetal
assesment (NST dan USG). Indikasi :
a) Ibu
Usia kehamilan 37 minggu atau lebih
Adanya tanda-tanda atau gejala impending eklampsia, kegagalan terapi
konservatif yaitu setelah 6 jam pengobatan meditasi terjadi kenaikan desakan
darah atau setelah 24 jam perawatan medisinal, ada gejala-gejala status quo
(tidak ada perbaikan)
b)
Janin
Hasil fetal assesment jelek (NST dan USG)
Adanya tanda IUGR (janin terhambat)
c)
Laboratorium
Adanya “HELLP Syndrome” (hemolisis dan peningkatan fungsi hepar,
trombositopenia)
2.
Pengobatan mediastinal
Pengobatan
mediastinal pasien preeklampsia berat adalah :
a.
Segera masuk
rumah sakit.
b.
Tirah baring
miring ke satu sisi. Tanda vital perlu diperiksa setiap 30 menit, refleks
patella setiap jam.
c.
Infus dextrose
5% dimana setiap 1 liter diselingi dengan infus RL (60-125 cc/jam) 500
cc.
d.
Diet cukup
protein, rendah karbohidrat, lemak dan garam.
e.
Pemberian obat
anti kejang magnesium sulfat (MgSO4).
1)
Dosis awal
sekitar 4 gr MgSO4) IV (20% dalam 20 cc) selama 1 gr/menit kemasan 20% dalam 25
cc larutan MgSO4 (dalam 3-5 menit). Diikuti segera 4 gram di pantat kiri dan 4
gr di pantat kanan (40% dalam 10 cc) dengan jarum no 21 panjang 3,7 cm. Untuk
mengurangi nyeri dapat diberikan xylocain 2% yang tidak mengandung adrenalin
pada suntikan IM.
2)
Dosis ulang :
diberikan 4 gr IM 40% setelah 6 jam pemberian dosis awal lalu dosis ulang
diberikan 4 gram IM setiap 6 jam dimana pemberian MgSO4 tidak melebihi 2-3
hari.
3)
Syarat-syarat
pemberian MgSO4
F Tersedia antidotum MgSO4 yaitu calcium gluconas 10% 1 gr (10% dalam 10 cc)
diberikan IV dalam 3 menit.
F Refleks patella positif kuat.
F Frekuensi pernapasan lebih 16 x/menit.
F Produksi urin lebih 100 cc dalam 4 jam sebelumnya (0,5 cc/KgBB/jam)
4)
MgSO4
dihentikan bila :
F Ada tanda-tanda keracunan yaitu kelemahan otot, refleks fisiologis menurun,
fungsi jantung terganggu, depresi SSP, kelumpuhan dan selanjutnya dapat menyebabkan
kematian karena kelumpuhan otot pernapasan karena ada serum 10 U magnesium pada
dosis adekuat adalah 4-7 mEq/liter. Refleks fisiologis menghilang pada kadar
8-10 mEq/liter. Kadar 12-15 mEq/liter dapat terjadi kelumpuhan otot pernapasan
dan > 15 mEq/liter terjadi kematian jantung.
F Bila timbul tanda-tanda keracunan MgSO4 :
° Hentikan pemberian MgSO4
° Berikan calcium gluconase 10% 1 gr (10% dalam 10 cc) secara IV dalam waktu
3 menit
° Berikan oksigen
° Lakukan pernapasan buatan
F MgSO4 dihentikan juga bila setelah 4 jam pasca persalinan sedah terjadi
perbaikan (normotensi).
f.
Deuretikum
tidak diberikan kecuali bila ada tanda-tanda edema paru, payah jantung
kongestif atau edema anasarka. Diberikan furosemid injeksi 40 mg IM.
g.
Anti hipertensi
diberikan bila :
v Desakan darah sistolik > 180 mmHg, diastolik > 110 mmHg atau MAP
lebih 125 mmHg. Sasaran pengobatan adalah tekanan diastolik <105 mmHg (bukan
< 90 mmHg) karena akan menurunkan perfusi plasenta.
v Dosis antihipertensi sama dengan dosis antihipertensi pada umumnya.
v Bila diperlukan penurunan tekanan darah secepatnya dapat diberikan
obat-obat antihipertensi parenteral (tetesan kontinyu), catapres injeksi. Dosis
yang dapat dipakai 5 ampul dalam 500 cc cairan infus atau press disesuaikan
dengan tekanan darah.
v Bila tidak tersedia antihipertensi parenteral dapat diberikan tablet
antihipertensi secara sublingual diulang selang 1 jam, maksimal 4-5 kali.
Bersama dengan awal pemberian sublingual maka obat yang sama mulai diberikan
secara oral.
b. Perawatan konservatif
yaitu kehamilan tetap dipertahankan ditambah pengobatan medisinal.
1.
Indikasi : bila
kehamilan paterm kurang 37 minggu tanpa disertai tanda-tanda inpending
eklampsia dengan keadaan janin baik.
2. Pengobatan medisinal : sama dengan perawatan medisinal pada pengelolaan
aktif. Hanya loading dose MgSO4 tidak diberikan IV, cukup intramuskular saja
dimana gram pada pantat kiri dan 4 gram pada pantat kanan.
3. Pengobatan obstetri :
Selama perawatan konservatif : observasi dan evaluasi sama seperti
perawatan aktif hanya disini tidak dilakukan terminasi.
MgSO4 dihentikan bila ibu sudah mempunyai tanda-tanda preeklampsia ringan,
selambat-lambatnya dalam 24 jam.
Bila setelah 24 jam tidak ada perbaikan maka dianggap pengobatan medisinal
gagal dan harus diterminasi.
Bila sebelum 24 jam hendak dilakukan tindakan maka diberi lebih dulu MgSO4
20% 2 gr IV.
4.
Penderita
dipulangkan bila :
Penderita kembali ke gejala-gejala / tanda-tanda preeklampsia ringan dan
telah dirawat selama 3 hari.
Bila selama 3 hari tetap berada dalam keadaan preeklamsia ringan :
penderita dapat dipulangkan dan dirawat sebagai preeklampsia ringan
(diperkirakan lama perawatan 1-2 minggu).
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN
KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
NY.
“X” UMUR 25 TAHUN G1 P0 A0 UK 38 MINGGU
DENGAN
PREEKLAMSIA BERAT
DI
BPM KASIH BUNDA SLEMAN YOGYAKARTA
No.
Register : -
Masuk
RS hari/ tanggal,jam : Selasa/14 Maret
2013, 15.00 WIB
Dirawat
diruang :
I. PENGKAJIAN Tanggal : 14 Maret 2013 jam : 15.00 WIB Oleh: Bidan
A. IDENTITAS
Ibu Suami
Nama : Ny. X Tn.
Y
Umur : 25 tahun 27 tahun
Suku
/ Bangsa : Jawa/
Indonesia Jawa / Indonesia
Agama : Islam Islam
Pendidikan : SMA SMA
Pekerjaan : Ibu Rumag Tangga Swasta
Alamat
rumah : Jl. Suratno RT 4 /RW
5, Sleman Jl. Suratno RT 4 /RW 5,
Sleman
No
Telp. : -
B. DATA SUBYEKTIF
1.
Alasan datang
Ibu
mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya
2.
Keluhan utama
Ibu mengatakan merasa nyeri perut bagian
atas, sakit kepala, pandangan kabur, dan pembengkakkan pada wajah, tangan, dan
kaki.
3.
Riwayat menstruasi
Menarche : 12 tahun Siklus :28 hari
Lamanya : 7 hari Teratur : Ya
Sifat
darah : merah,cair Keluhan : Tidak ada
4.Riwayat
Perkawinan
Status
pernikahan : Sah Menikah
ke : 1
Lama :
2 tahun Usia
menikah : 23 tahun
5.
Riwayat Obstetri : G1 P0 AO AH0
Hamil
Ke
|
Persalinan
|
Nifas
|
|||||||
Tgl
|
UK
|
Jns
Persalian
|
Penolong
|
Komp
|
JK
|
BB
lahir
|
Laktasi
|
Komp
|
|
1.
|
Hamil ini
|
||||||||
6.
Riwayat kontrasepsi yang digunakan
No.
|
Jenis
kontrasepsi
|
Pasang
|
Lepas
|
||||||
Tgl
|
Oleh
|
Tempat
|
Keluhan
|
Tgl
|
Oleh
|
Tempat
|
Alasan
|
||
Ibu mengatakan belum pernah
menggunakan alat kontrasepsi jenis apapun
|
|||||||||
7. Riwayat kehamilan sekarang
a. HPM
: 22 Juni 2012 HPL
: 29 Maret 2013
b. ANC
pertama umur kehamilan : 7 minggu
c. Kunjungan
ANC
Trimester I
Frekuensi : 2 x, Tempat : BPS Oleh : Bidan
Keluhan : mual,muntah,pusing
Terapi : B6, asam folat
Trimester
II
Frekuensi : 4x, Tempat : BPS Oleh : Bidan
Keluhan
: Sering BAK, sesak nafas
Terapi : vit.C, Tablet Fe
Trimester III
Frekuensi : 6 x, Tempat : BPS Oleh : Bidan
Keluhan : Pusing, pandangan kabur, bengkak pada
muka, tangan dan kaki
Terapi : B6, asam folat
d.
Imunisasi TT
TT
1 : tanggal 5-7-2011
TT
2 : tanggal 21-7-2012
TT
3 : tanggal 18-1-2013
TT
4 : -
TT
5 : -
e. Pergerakan janin selama 24 jam (dalam
sehari)
Ibu
mengatakan sudah merasakan gerakan janin > 10 kali dalam sehari
8.
Riwayat Kesehatan
a.
Penyakit yang pernah/sedang diderita (menular, menurun dan menahun)
Ibu mengatakan tidak pernah menderita
penyakit menular ( HIV, AIDS, PMS, TBC, Hepatitis ) menurun ( Hipertensi, Asma,DM
), dan menahun ( Jantung, Ginjal )
b. Penyakit yang pernah /sedang diderita nkeluarga (menular, menurun
dan menahun)
Ibu mengatakan keluarga tidak pernah
menderita penyakit menular ( HIV, AIDS, PMS, TBC, Hepatitis ) menurun (
Hipertensi, Asma,DM ), dan menahun ( Jantung, Ginjal)
c.
Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan tidak memiliki keturunan
kembar baik dari pihak ibu maupun suami
d.
Riwayat operasi
Ibu
mengatakan tidak pernah operasi apapun
e.
Riwayat alergi obat
Ibu
mengatakan tidak ada alergi terhadap obat apapun
9. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari
a. Pola nutrisi Sebelum Hamil Saat
hamil
Makan
Frekuensi : 3x/hari 3x/hari
Porsi : 1 piring 1 piring
Jenis : Nasi, sayur, lauk, buah nasi, sayur, lauk, buah
Pantangan : Tidak ada Tidak ada
Keluhan
: Tidak ada Tidak ada
Minum
Frekuensi : 6x/hari 7-8x/hari
Porsi
: 1 gelas 1 gelas
Jenis
: Air
putih,teh, Air
putih,teh,susu
Pantangan
: Tidak ada Tidak ada
Keluhan
: Tidak ada Tidak ada
b.
Pola eliminasi
BAB
Frekuensi : 1x/hari 1x/hari
Konsistensi : Lembek Lembek
Warna : Kuning kecoklatan Kuning kecoklatan
Keluhan : Tidak ada Tidak ada
BAK
Frekuensi : 5x/hari 6x/hari
Konsistensi : Cair Cair
Warna : Kuning jernih Kuning keruh
Keluhan
: Tidak ada Kencing sedikit
c.
Pola istirahat
Tidur
siang
Lama
: 1 jam/hari 2 jam /hari
Keluhan
: Tidak ada Tidak ada
Tidur
malam
Lama
: 7 jam/ hari 6-7 jam/ hari
Keluhan
: Tidak ada Tidak ada
d.
Personal Hygiene
Mandi
: 2x/hari 2x/hari
Gosok
gigi : 2x/hari 2x/hari
Ganti
pakaian : 2x/hari 2x/hari
Keramas
: 3x/minggu 3x/minggu
e.
Pola Seksualitas
Frekuensi
: 3x/minggu 1x/minggu
Keluhan
: Tidak ada Tidak
ada
f.
Pola aktivitas
Ibu mengatakan merasa tidak bisa
melakukan pekerjaannya sehari-hari dikarenakan pusing yang hebat dan pandangan
yang kabur.
10.
Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minuman beralkohol)
Ibu mengatakan tidak memiliki kebiasaan
seperti merokok, minum jamu,maupun minum-minuman beralkohol.
11. Psikososiospiritual (penerimaan
ibu/suami/keluarga terhadap kehamilan, dukungan sosial, perencanaan persalinan,
pemberian ASI, perawatan bayi, kegiatan ibadah, kegiatan sosial, dan persiapan
keuangan ibu dan keluarga)
-
Ibu mengatakan sangat senang dengan
kehamilan ini
-
Ibu mengatakan suami dan keluarga sangat
mendukung kehamilan ini
-
Ibu mengatakan akan memberikan ASI
eksklusif
-
Ibu mengatakan akan merawat bayinya
dengan suami dan keluarga
-
Ibu mengatakan rajin dan taat beribadah
-
Ibu mengatakan aktif dalam kegiatan
sosial di masyarakat
-
Ibu mengatakan sudah mempersiapkan biaya
untuk persalinan
12.
Pengetahuan ibu tentang kehamilan, persalinan, dan nifas)
Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang
kehamilan, persalian, dan nifas dari ANC
sebelumnya dengan bidan.
13.
Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)
-
Ibu mengatakan lingkungan sekitar rumah
bersih dan nyaman
-
Ibu mengatakan tidak memiliki hewan
peliharaan
C. DATA OBJEKTIF
1.
Pemeriksaan Umum
Keadaan
Umum : Lemah
Kesadaran : Somnolen
Status
Emosional : Stabil
Tanda
vital sign :
Tekanan darah : 160/110 mmHg Nadi : 88x / menit
Pernafasan : 23x / menit Suhu : 37 °C
Berat badan Tinggi
badan : 157 cm
Sebelum hamil :
63 kg
Saat hamil : 72 kg
Lila : 28 cm
2.
Pemeriksaan fisik
Kepala : Mesocephal, tidak ada
benjolan, tidak oedem, tidak ada nyeri
tekan, rambut hitam dan kulit kepala
bersih.
Muka :
Tidak ada closma gravidarum, tidak pucat, oedem, nyeri tekan
Mata :
Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda ,tidak ada infeksi, pandangan
kabur
Hidung :
Tidak ada polip, tidak ada sekret, tidak ada infeksi
Mulut :
Bibir pecah-pecah dan tidak ada sariawan,lidah bersih dan, gigi bersih
Telinga :
Simetris,terdapat gendang telinga, dan tidak ada serumen
Leher :
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid,
limfe, parotis dan tidak ada pembengkakan vena jugularis.
Dada :
Simetris,tidak ada retraksi dinding dada, tidak ada bunyi wheezing
Payudara : Puting susu menonjol,
hiperpigmentasi pada aerola, tidak ada massa, colostrum sudah keluar, tidak ada
benjolan abnormal, tidak ada nyeri tekan
Abdomen :
Tidak ada luka bekas operasi, terdapat linea nigra dan striae gravidarum,
pembesaran sesuai UK
Palpasi Leopold
Leopold I : TFU 3 jari di bawah PX
Bagian fundus ibu teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong)
Leopold II : Bagian kiri perut ibu teraba
kecil-kecil, tidak beraturan (ekstremitas)
Bagian kanan perut ibu teraba keras, memanjang seperti papan (punggung)
Leopold III : Bagian terendah janin teraba
bulat, keras, melenting (kepala)
Leopold IV : Kedua tangan tidak bertemu
(divergen)
Palpasi supra pubic : Penurunan kepala 4/5
Osborn test : Negative
TFU menurut Mc. Donald
: 30 cm TBJ : ( 30
– 11 ) x 155 = 2945 gram
DJJ : 144x/menit.
Ekstremitas Atas : Jumlah jari lengkap, ada odema, tidak ada
varises, kuku putih pucat dan gerakan lemah
Ekstremitas Bawah : Jumlah jari lengkap, ada odema, tidak ada
varises, kuku putih pucat, gerakan lemah, dan reflek patella( +)
Genitalia : Bersih, tidak ada pembesaran
kelenjar bartholini, tidak ada varises, tidak ada tanda infeksi, vagina lembab,
terdapat tanda chadwick dan tanda hegar
Anus : Bersih, tidak ada
hemorroid
Pemeriksaan
panggul :
tidak dilakukan
3.
Pemeriksaan Penunjang Tanggal
: 14 Maret 2013 Jam : 15. 05 WIB
Pemeriksaan
Laboratorium Hb, Urin Reduksi
4.
Data Penunjang
Hb :
10,3 gram%
Reduksi :
Positif ( ++++ )
III. INTERPRETASI DATA
A.
Diagnosa Kebidanan
Ny.
“X” usia 25 tahun G1P0A0 UK 38 minggu, janin tunggal hidup intra uteri dengan preeklamsia
berat
Data Dasar :
Data Subyektif :
- Ibu mengatakan umur 25 tahun
- Ibu mengatakan ini kehamilan
pertama
- Ibu mengatakan belum pernah
abortus
- Ibu mengatakan HPHT tanggal 22
Juni 2012
Data Obyektif :
- KU :
Lemah
- Kesadaran :
Somnolens
- Status Emosional :
Stabil
- TTV :
TD : 160/110 mmHg S : 37ºC
N : 88 x / menit R : 23 x / menit
- Protein Urin : Positif (++++)
- Hb : 10,3gram%
- Palpasi Abdomen :
Leopold I : TFU 3 jari di bawah PX
Bagian
fundus ibu teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong)
Leopold II : Bagian kiri perut ibu teraba kecil-kecil,
tidak beraturan (ekstremitas)
Bagian
kanan perut ibu teraba keras, memanjang seperti papan (punggung)
Leopold III : Bagian terendah janin teraba bulat, keras,
melenting (kepala)
Leopold IV : Kedua tangan tidak bertemu (divergen)
TBJ :
( 30 – 11 ) x 155 = 2945 gram
DJJ :
144x/menit.
B.
Masalah
Ibu
merasa cemas dan takut dengan kehamilan dan keadaan bayi nya.
Data Dasar
:
Data Subyektif : Ibu mengatakan ibu merasa
cemas dan takut
Data
Obyektif : Ibu kelihatan gelisah dan
lemah
III.
IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL
Eklamsia
IV.
ANTISIPASI TINDAKAN SEGERA
A. Mandiri
Tidak
ada
B. Kolaborasi
Tidak
ada
C. Merujuk
Melakukan
rujukan ke fasilitas kesehatan yang lebih memadai
V.
PERENCANAAN Tanggal : Jam : 15. 10
WIB Oleh : Bidan
1.
Beritahu ibu dan keluarga hasil
pemeriksaan
2.
Pasang infus
3.
Siapkan MgSO4
4.
Observasi keadaan ibu dan janin
5.
Berikan KIE pada keluarga
6.
Siapkan sarana dan prasarana rujukan
VI.
PELAKSANAAN Tanggal
: 14 Maret 2013 Jam : 15.15 WIB Oleh
:Bidan
1. Memberitahu
ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu saat ini lemah dan perlu
penanganan dari fasilitas yang lebih memadai. KU ibu melemah, TD : 160/110
mmHg, DJJ 144x/menit, adanya bengkak pada wajah, kaki dan tangan ibu
2. Memasang
infuse Ringer Laktat sebelum melakukan rujukan dengan tetesan 20x/menit.
Pemasangan infuse bertujuan untuk mencegah timbulnya syok akibat tingginya
tekanan darah ibu, mengganti cairan dalam tubuh ibu, dan member nutrisi
tambahan bagi janin
3. Menyiapkan
magnesium sulfat dengan dosis awal 4 gram secara IM. Untuk mengurangi nyeri
diberikan 1 cc xylocain tidak mengandung adrenalin pada suntikan IM
4. Mengobservasi
setiap 1 jam mendatang keadaan ibu serta janin yang meliputi observasi kondisi
umum ibu, kesadaran ibu, tanda-tanda vital ibu, memantau DJJ, memantau ada
tidaknya kejang
5. Memberikan
KIE kepada keluarga mengenai keadaan ibu serta yang harus dipersiapkan dalam
proses merujuk seperti mempersiapkan kendaraan, pendamping ibu selama merujuk,
perlengkapan yang harus dibawa baik untuk ibu dan bayinya nanti, dana, dan
dukungan doa
6. Menyiapkan
sarana dan prasarana untuk merujuk seperti membuat surat rujukan yang ditujukan
kepada tempat dilakukannya rujukannya, mempersiapkan obat – obatan yang
digunakan selama proses rujukan seperti magnesium sulfat, infuse RL, tong
spatel, spigmomanometer
VII.
EVALUASI Tanggal : 14
Maret 2013 Jam : 15.20 WI Oleh :Bidan
1. Ibu
dan keluarga telah mengetahui kondisi ibu yang saat ini melemah dan TD ibu yang
tinggi yaitu 160/110 mmHg
2. Infus
Ringer Laktat telah dipasang dengan jumlah tetesan 20x/menit yang bertujuan
untuk mencegah timbulnya syok akibat tingginya tekanan darah ibu, mengganti
cairan dalam tubuh ibu, dan member nutrisi tambahan bagi janin
3. Telah
diberikan magnesium sulfat secara IM dengan dosis awal 4 gram dan pemberian 1
cc xylocain sebagai pengurang nyeri
4. Dilakukannya
pemantauan keadaan ibu dan janin setiap 1 jam untuk mengetahui ada atau tidak
kejang, kesejahteraan janin dan keadaan umum ibu
5. Telah
diberikan KIE pada keluarga mengenai keadaan ibu serta yang harus dipersiapkan
dalam proses merujuk seperti mempersiapkan kendaraan, pendamping ibu selama
merujuk, perlengkapan yang harus dibawa baik untuk ibu dan bayinya nanti, dana,
dan dukungan doa
6. Sarana
dan prasarana rujukan telah dipersiapkan merujuk seperti membuat surat rujukan
yang ditujukan kepada tempat dilakukannya rujukannya, mempersiapkan obat –
obatan yang digunakan selama proses rujukan seperti magnesium sulfat, infuse
RL, tong spatel, spigmomanometer
BAB IV
PENUTUP
4.1Kesimpulan
Setelah penulis melakukan asuhan kebidanan
pada Ny. X dengan preekalmsi Berat (PEB) di BPM Kasih Bunda Sleman, Yogyakarta
yang dilakukan pada tanggal 14 Maret 2013 maka dari asuhan kebidanan yang
penulis kaji, penulis menyimpulkan :
Dapat
disimpulkan bahwa Preeklamsi Berat ( PEB ) adalah Preeklampsia
berat adalah timbulnya hipertensi ≥ 160/110 mmHg disertai proteinuria dam atau
edema pada kehamilan setelah 20 minggu. Pada kasus ini ibu dikatakan mengalami
preeclampsia berat karena mengalami hipertensi, yaitu tekanan darah sebesar
160/110 mmHg, proteinuria +4,
dan disertai dengan oedem pada wajah, tangan, dan kaki. Hipertensi
terjadi sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tahanan perifer agar oksigenasi
jaringan dapat tercukupi.
Pengkajian yang dilakukan pada klien
menggunakan teknik wawancara pada klien, keluarga, pemeriksaan fisik, observasi
dan status klien.Berdasarkan pemeriksaan fisik serta kesehatan masa lalu maka
penulis menegakkan diagnose actual tentang asuhan kebidanan apa yang perlu
dilakukan sesuai dengan kondisi ibu sekarang.
Diagnose ditegakkan berdasarkan
hasil pemeriksaan ibu. Dan dari diagnose tersebut bidan dapat menentukkan perencanaan
yang sesuai dengan kebutuhan ibu.
4.2Saran
1. Kepada Pelayanan Kesehatan
Agar dapat meningkatkan pelayanan ibu hamil dan bersalin,
khususnya pada penderita Preeklamsi
2. Kepada tenaga kesehatan
Agar dapat lebih mengoptimalkan pelayanan kesehatan mengingat
preeklamsi merupakan suatau gejala penyakit yang cukup mempengaruhi kesehatan
ibu hamil
3. Klien dan keluarga
Terhadap klien dan keluarga diharapkan dapat mengikuti dan
bekerjasama sehingga terapi dan pengobatan pada klien dapat dilaksanakan dengan
baik sehingga kesembuhan klien tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Khumaira Marsha. 2012. ILMU KEBIDANAN. Yogyakarta: Citra
Pustaka
Saifuddin, Abdul Bari, dkk (Ed). 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Meternal dan Neonatal. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawiharjo
__________. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
__________. 2009. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawiroharjo. Edisi Revisi 2008. Jakarta: PT.
Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo
Tidak ada komentar:
Posting Komentar