-->
Notes and memorial ^_^

Rabu, 24 April 2013

Muntah dan Gumoh


MAKALAH
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI, DAN BALITA
“ Muntah dan Gumoh ”
Dosen Pengampu : Inayati Ceria, S.SiT


 KELAS A.86
KELOMPOK  4
*      NI MADE SRI DEWI W.S                 11150241
*      KHOLILAH                                        11150263
*      NINING WARNINGSIH                   11150264

PRODI D3 KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2013


KATA PENGANTAR



Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada penyusun sehingga makalah Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita ini yang berjudul “Muntah dan Gumoh” dapat selesai dalam jangka waktu yang telah ditetapkan.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita, dimana sumber materi diambil dari beberapa media pendidikan guna menunjang keakuratan materi yang nantinya akan disampaikan.
Penyusun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu, penyusun mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan berguna bagi pembaca. Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.


                       
Yogyakarta,   April  2013



       Penyusun




DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR.. 1
DAFTAR ISI. 2
BAB I. 3
PENDAHULUAN.. 3
1.1.       Latar Belakang. 3
1.2.       Rumusan Masalah. 3
1.3.       Tujuan Penulisan. 4
BAB II. 5
TINJAUAN TEORI. 5
2.1.       Muntah. 5
2.1.1.         Definisi 5
2.1.2.         Etiologi 5
2.1.3.         Patofisiologi 6
2.1.4.         Sifat Muntah. 6
2.1.5.         Komplikasi 6
2.1.6.         Pencegahan. 7
2.1.7.         Penatalaksanaan. 7
2.2.       Gumoh. 8
2.2.1.        Definisi 8
2.2.2.        Etiologi 8
2.2.3.        Patofisiologi 9
2.2.4.        Tanda Gejala. 9
2.2.5.        Pencegahan. 9
2.2.6.        Penatalaksanaan. 10
BAB III. 11
PENUTUP.. 11
3.1.       Kesimpulan. 11
3.2.       Saran. 11
DAFTAR PUSTAKA.. 13

BAB I

 PENDAHULUAN


1.1.                       Latar Belakang

Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode neonatal merupakan periode yang paling kritis. Maka dari itu diperlukan pemantauan pada bayi baru lahir. Tujuan pemantauan bayi baru lahir adalah untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian keluarga dan penolong persalinan serta tindak lanjut petugas kesehatan.
Dengan pemantauan neonatal dan bayi, kita dapat segera mengetahui masalah-masalah yang terjadi pada bayi sedini mungkin. Contoh masalah pada bayi yang sering kita temui yaitu muntah dan gumoh. Jika salah satu dari masalah tersebut tidak segera diatasi maka bisa menyebabkan masalah atau komplikasi lainnya. Namun, tak semua masalah tersebut harus mendapat penanganan khusus karena bisa membuat dampak negative pada pertumbuhan dan perkembangan bayi. Ada masalah yang seharusnya dibiarkan saja karena masalah tersebut bisa menghilang dengan sendirinya.
Oleh karena dalam makalah ini akan membahas muntah dan gumoh, serta penanganan yang sesuai agar tidak menimbulkan dampak lainnya. Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan tentang masalah pada bayi.

1.2.                       Rumusan Masalah

a.       Apakah yang dimaksud dengan Muntah dan Gumoh?
b.      Bagaimana patofisiologi dari Muntah dan Gumoh?
c.       Apa saja tanda dan gejala dari Muntah dan Gumoh?
d.      Bagaimana cara pencegahan dari Muntah dan Gumoh?
e.       Bagaimana cara penatalaksanaan dari Muntah dan Gumoh?

1.3.                       Tujuan Penulisan

                         a.            Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang pengertian dari Muntah dan Gumoh.
                        b.            Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana patofisiologi dari Muntah dan Gumoh.
                         c.            Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang tanda dan gejala dari Muntah dan Gumoh.
                        d.            Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara pencegahan dari Muntah dan Gumoh.
                         e.            Agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana cara penatalaksanaan dari Muntah dan Gumoh.

BAB II

TINJAUAN TEORI


2.1.                       Muntah

2.1.1.         Definisi

Muntah adalah keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi secara paksa melalui mulut, disertai dengan kontraksi lambung dan abdomen.
Muntah merupakan keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah agak lama makanan masuk ke dalam lambung (Depkes R.I, 1994).
Muntah adalah keluarnya sebagian atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah agak lama makanan masuk lambung, disertai kontraksi lambung dan abdomen (Sudarti, 2010).
Pada masa bayi, terutama masa neonatal, muntah jarang terjadi. Oleh karena itu, bila terjadi muntah maka harus segera dilakukan observasi terhadap kemungkinan adanya gangguan.
Muntah harus dibedakan dengan regurgitasi. Pada regurgitasi, pengeluaran susu terjadi setelah minum susu. Hal ini dapat disebabkan karena kebanyakan minum atau kegagalan untuk mengeluarkan udara yang tertelan. Muntah merupakan aksi refleks yang dikoordinasi medulla oblongata, sehingga isi lambung dikeluarkan dengan paksa melalui mulut.

2.1.2.         Etiologi

                               a.            Kelainan congenital, pada saluran pencernaan, iritasi lambung, atresia esofagus, atresia/stenosis, hirschsprung, tekanan intrakranial yang tinggi
                              b.            Cara memberi makan atau minum yang salah,
                               c.            Infeksi pada saluran pencernaan
                              d.            Keracunan
                               e.            Gangguan psikologis, seperti keadaan tertekan atau cemas terutama pada anak yang lebih besar.

2.1.3.         Patofisiologi

Muntah terjadi ketika anak/bayi menyemprotkan isi perutnya keluar, terkadang sampai seluruh isinya dikelauarkan. Pada bayi, muntah sering terjadi pada minggu-minggu pertama. Hal tersebut merupakan reaksi spontan ketika isi lambung dikeluarkan dengan paksa melalui mulut. Reflex ini dikoordinasikan di medulla oblongata. Muntah dikaitan dengan keracunan, penyakit saluran pencernaan, penyakit intracranial, atau toksin yang dihasilkan oleh bakteri.

2.1.4.         Sifat Muntah

                               a.            Muntah cairan terus-menerus, hal ini kemungkinan terjadi disebabkan oleh obstruksi esophagus.
                              b.            Muntah proyektil, hal ini kemungkinan disebabkan  oleh stenosis pylorus (suatu kelainan pada katub di ujung bawah lambung yang menghubungkan lambung dengan usus 12 jari yang tidak mau membuka).
                               c.            Muntah hijau kekuning-kuningan kemungkinan akibat obstruksi di bawah ampula vateri.
                              d.            Muntah segera setelah lahir dan menetap, kemungkinan adanya tekanan intracranial yang tinggi atau obstruksi pada usus.
                               e.            Muntah yang terjadi pada anak yang tampak sehat. Karena tehnik pemberian makanan yang salah atau pada faktor psikososial.

2.1.5.         Komplikasi

a.       Dehidrasi atau alkalosis karena kehilangan cairan tubuh atau elektrolit
b.      Ketosisi karena tidak makan dan minum
c.       Asidosis yang disebabkan adanya ketosis dapat berkelanjutan menjadi syok bahkan sampai kejang perut.
d.      Ketegangan otot perut, perdarahan konjungtiva rupture esophagus, aspirasi yang disebabkan karena muntah yang sangat hebat.

2.1.6.         Pencegahan

a.     Perlambat pemberian susu. Bila diberi susu formula, beri sedikit saja dengan frekuensi agak sering.
b.     Sendawakan bayi selama dan setelah pemberian susu. Bila bayi diberi ASI, sendawakan setiap kali akan berpindah ke payudara lainnya.
c.      Susui bayi dalam posisi tegak lurus, dan bayi tetap tegak lurus selama 20-30 menit setelah disusui.
d.     Jangan didekap atau diayun-ayun sedikitnya setengah jam setelah menyusu.
e.      Jika diberi susu botol, pastikan lubang dot tidak terlalu kecil atau terlalu besar.

2.1.7.         Penatalaksanaan

a.       Kaji factor penyebab dan sifat muntah
Æ  Jika terjadi pengeluaran cairan terus menerus, maka kemungakinan dikarenakan obstruksi esophagus
Æ  Jika terjadi muntah berwarna hijau kekuning-kuningan, maka patut dicurigai adanya obstruksi di bawah ampula vateri
Æ  Jika terjadi muntah proyektil, maka harus dicurigai adanya stenosis pylorus.
Æ  Jika terjadi segera setelah lahir kemudian menetap, maka kemungkinan terjadi peningkatan tekanan intracranial
b.      Berikan pengobatan yang bergantung pada factor penyebab
Æ  Jangan memberikan obat anti muntah pada anak karena obat tersebut tidak menyembuhkan penyebab muntahnya, malah dapat menyesatkan apabila ternyata anak tengah menderita suatu kelainan pencernaan yang memerlukan upaya bedah. Selain itu, obat anti muntah juga dapat menimbulkan efek samping.
Æ  Jika bayi muntah cepat miringkan tubuhnya atau diangkat ke belakang seperti disendawakan atau ditengkurapkan agar muntah tidak masuk ke dalam saluran-saluran nafas yang dapat menyumbat dan berakibat bfatal. Jika muntahnya lewat hudung, orang tua tidak perlu khawatir karena ini berarti muntahnya keluar, bersihkan saja segera bekas muntahnya. Justru yang berbahaya bila dari hidung masuk lagi dan terhisap ke saluran nafas. Karena bisa masuk ke paru-paru tidak bisa dilakukan ttindakan apa-apa kecuali membawa segera ke dokter untuk ditangani lebih lanjut.
c.       Ciptakan suasana tenang
d.      Perlakukan bayi dengan baik dan hati-hati
e.       Berikan diet yang sesuai dan tidak merangsang muntah
f.       Berikan antiemetik jika terjadi reaksi simtomatis
g.      Rujuk segara

2.2.                       Gumoh

2.2.1.            Definisi

Gumoh adalah keluarnya kembali sebagian kecil isi lambung setalah beberapa saat setelah  beberapa saat setalah makanan masuk ke dalam lambung.
Gumoh, dalam istilah kedokteran disebut regurgitasi. Regurgitasi adalah gejala klinis dan merupakan keadaan fisiologis yang normal pada bayi berusia dibawah satu tahun. Kejadian tersebut akan menurun seiring pertambahan usia.
Jika terjadi gumoh secara berlebihan, frekuensi sering dan terjadi dalam waktu lama akan menyebabkan masalah tersendiri, yang bisa mengakibatkan gangguan pada bayi tersebut. Baik gangguan pertumbuhan karena asupan gizi berkurang karena asupan makanan tersebut keluar lagi dan dapat merusak dinding kerongkongan akibat asam lambung yang ikut keluar dan mengiritasi. Apalagi kalau gumoh melalui hidung dan bahkan disertai muntah.
Perlu diwaspadai juga adanya kelainan organ lain yang mungkin ada. Bila disertai kondisi tidak ada cairan yang bisa masuk sama sekali, dapat menyebabkan terjadinya kekuranga cairan tubuh.

2.2.2.            Etiologi

Penyebab terjadinya gumoh memang bisa bermacam-macam. Diantaranya adalah: Susu atau ASI yang diminumkan bayi melebihi kapasitas lambung, padahal di usia itu kapasitas lambung bayi masih sangat kecil ; Terlalu aktif. Misalnya pada saat bayi menggeliat atau pada saat bayi terus menerus menangis; Klep peunutup lambung belum berfungsi sempurna. Dari mulut, susu akan masuk ke klep penutup lambung. Pada bayi, klep ini biasanya belum berfungsi sempurna. Akibatnya, kalau bayi dalam posisi yang salah susu akan keluar dari mulut.

2.2.3.            Patofisiologi

Pada keadaan gumoh, biasanya lambung sudah dalam keadaan terisi penuh, sehingga terkadang gumoh bercampur dengan air liur yang mengalir kembali ke atas dan keluar melalui mulut pada sudut-sudut bibir. Hal tersebut disebabkan karena otot katup diujung lambung tidak bisa bekerja dengan baik otot tersebut seharusnya mendorong isi lambung ke bawah. Keadaan ini dapat juga terjadi pada orang dewasa dan anak-anak yang lebih besar. Kebanyakan gumoh terjadi pada bayi di bulan-bulan pertama kehidupannya.

2.2.4.            Tanda Gejala

a.                Mengeluarkan kembali susu saat diberikan minum.
b.               Gumoh yang normal terjadi kurang dari empat kali sehari.
c.                Tidak sampai mengganggu pertumbuhan berat badan bayi.
d.               Bayi tidak menolak minum.

2.2.5.            Pencegahan

a.       Hindarkan memberikan ASI atau susu saat bayi berbaring, jaga agar bayi tetap pada posisi tegak sekitar 30 menit setelah menyusui.
b.      Hindari meletakkan bayi dikursi bayi karena akan meningkatkan tekanan pada perut.
c.        Hindari merangsang aktivitas berlebihan setelah bayi disusui.
d.      Kontrol jumlah ASI dan susu yang diberikan, berikan ASI dan susu sedikit demi sedikit tapi sering selalu usahakan cairan yang masuk lebih banyak dari cairan yang keluar.
e.       Cek lubang dot yang digunakan untuk memberikan ASI atau susu, jika lubang terlalu kecil akan meningkatkan udara yang masuk, jika terlalu besar akan mengalir dengan cepat yang bisa memungkinkan bayi regurgitasi.
f.       Hindarkan pemberian ASI dan susu ketika bayi sangat lapar karena bayi akan tergesa-gesa saat minum sehingga akan menimbulkan udara masuk.
g.      Jika menyusui, posisi bayi dimiringkan, kepala bayi lebih tinggi daripada kakinya sehingga membentuk sudut 45°, jadi cairan yang masuk bisa turun kebawah.
h.      Hindari interuptus, suatu yang mengejutkan, lampu yang terang dan gangguan lainnya saat menyusui.
i.        Ganjal kepala bayi dengan sesuatu yang agak keras (bantal) dan taruh posisi bayi dalam posisi miring. Hal ini membuat kepala lebih tinggi dari pada lambungnya dan mencegah bayi tersedak kalau dia regurgitasi pada saat tidur.
j.        Perbaiki teknik menyusui. Cara menyusui yang benar adalah mulut bayi menempel pada sebagian aerola dan dagu menempel payudara ibu.
k.      Apabila menggunakan botol, perbaiki cara minumnya. Posisi botol diatur sedemikian rupa sehingga susu menutupi seluruh permukaan botol dan dot harus masuk seluruhnya kedalam mulut bayi.
l.        Sendawakan bayi sesaat setelah minum. Bayi yang selesai minum jangan langsung ditidurkan, tetapi perlu disendawakan dahulu terlebih dahulu. Sendawa dapat dilakukan dengan cara:
1)      Bayi digendong agak tinggi (posisi berdiri) dengan kepala bersandar dipundak ibu. Kemudian, punggung bayi ditepuk perlahan-lahan sampai terdengar suara bersendawa.
2)      Menelungkupkan bayi di pangkuan ibu, lalu usap/tepuk punggung bayi sampai terdengar suara bersendawa.

2.2.6.            Penatalaksanaan

a.             Perbaiki teknik menyusui
b.            Perhatikan posisi botol saat pemberian susu
c.             Sendawakan bayi setelah disusui
d.            Lakukan teknik menyusui yang benar yaitu bibir mencakup rapat seluruh putting susu ibu

BAB III

PENUTUP


3.1.                      Kesimpulan

Muntah adalah keluarnya sebagain besar atau seluruh isi lambung yang terjadi setelah makanan masuk lambung agak lama, disertai kontraksi isi lambung dan abdomen. Dalam beberapa jam pertama setelah lahir, bayi mungkin mengalami muntah lendir bahkan kadang disertai dengan darah.
Gumoh dan muntah sering kali terjadi hampir setiap pada bayi. Gumoh berbeda dengan muntah. Keduanya merupakan hal biasa (normal) dan tidak menandakan suatu hal yang serius yang terjadi pada bayi Anda. Hanya sebagian kecil kasus muntah bayi (muntah patologis) yang menjadi indikasi gangguan serius.
Baik gumoh dan muntah pada bayi merupakan pengeluaran isi lambung. Bedanya gumoh terjadi seperti ilustrasi air yang mengalir ke bawah, bisa sedikit (seperti meludah) atau cukup banyak. Bersifat pasif dan spontan. Sedangkan muntah lebih cenderung dalam jumlah banyak dan dengan kekuatan dan atau tanpa kontraksi lambung. Sekitar 70 % bayi berumur di bawah 4 bulan mengalami gumoh minimal 1 kali setiap
harinya, dan kejadian tersebut menurun sesuai dengan bertambahnya usia hingga 8-10 % pada umur 9-12 bulan dan 5 % pada umur 18 bulan. Meskipun normal, gumoh yang berlebihan dapat menyebabkan berbagai komplikasi yang akan mengganggu pertumbuhan bayi.

3.2.                      Saran

Saran bagi para orang tua sebaiknya selalu memperhatikan bayi nya ketika terjadi sesuatu yang tidak wajar. Salah satunya yaitu ketika bayi mengalami muntah atau gumoh. Bila bayi mengalami muntah atau gumoh sebaiknya orang tua segera mengambil tindakan untuk mengatasinya atau para orang tua bisa segera ke petugas kesehatan terdekat. Karena bila tidak diatasi dengan benar maka akan terjadi komplikasi yang lebih parah.
Sebagai petugas kesehatan juga sebaiknya dapat segera melakukan pengangan bila terjadi muntah atau gumoh pada bayi. Serta memberikan informasi atau konseling pada ibu tentang apa yang dialami oleh bayinya. Agar bila hal itu terjadi di rumah, ibu dapat dengan segera melakukan penanganan pada bayinya.
     


DAFTAR PUSTAKA


Dewi, Vivian N.L. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan anak Balita. Jakarta: Selemba Medika
Karyuni P.E dan Eny Meilya (Ed). 2007. Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir : Panduan Untuk Dokter, Perawat, & Bidan. Jakarta: EGC
Marmi dan Kukuh R. 2012. Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Rukiyah Ai Y.  dan Lia Yulianti. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: TIM
Sudarti dan Endang K. 2010. Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Yogyakarta: Nuha Medika
Hidriani, neni. 2012. Gumoh dan Muntah pada Neonatus. www.nenihindrianimidwifery.blogspot.com/2012/05/fimosis.html. Diakses pada tanggal 19 April 2013.
 


Diposting oleh Unknown di 08.22
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)

My Self ^^

Unknown
Lihat profil lengkapku

About

Welcome to my blog Blog ini kebanyakan berisi tentang ilmu kebidanan Semoga dapat bermanfaat... enjoy to my blog :)

Categories

Asuhan Kebidanan I (1) Asuhan Kebidanan II (1) Asuhan Kebidanan IV (10) Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita (4) Bahasa Indonesia (1) Biokimia (1) Biologi Reproduksi (1) Epidemiologi (1) Ilmu Kesehatan Masyarakat (2) Kesehatan Reproduksi (1) Komputer (2) Konsep Kebidanan (2) Mutu Pelayanan Kebidanan (1) Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kebidanan (2) Penjaskes (1) Promosi Kesehatan (3)

Search

Arsip Blog

  • ►  2014 (2)
    • ►  Januari (2)
  • ▼  2013 (21)
    • ►  Mei (2)
    • ▼  April (7)
      • Power Point Strategi dan Tujuan Kesehatan Pembangu...
      • Strategi dan Tujuan Kesehatan Pembangunan Nasional
      • Muntah dan Gumoh
      • Power Point Robekan Jalan Lahir
      • Robekan Jalan Lahir
      • Power Point Manajeman Sumber Daya Manusia
      • Manajemen Sumber Daya manusia
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2012 (7)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (2)
    • ►  September (1)
    • ►  April (1)
    • ►  Maret (2)
  • ►  2011 (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
  • ►  2010 (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)

Widget-Animasi-Blog

Follow My Fanspage ^^

Daftar Isi

Follower

Diberdayakan oleh Blogger.