-->
Notes and memorial ^_^

Kamis, 22 Maret 2012

Preeklamsi



TUGAS BIOKIMIA
MAKALAH PREEKLAMSI 
Dosen pengampu : Nonik Ayu Wantini,SST



KELAS : A.86


PRODI DIII KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2012

BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Dari fenomena-fenomena yang sering terjadi di kehidupan bermasyarakat, masih banyak sekali masyarakat atau ibu hamil yang tidak mengetahui tentang tanda bahaya kahamilan yang sering dialami oleh ibu hamil tersebut. Salah satu contohnya adalah preeklamsi. Preeklamsi merupakan suatu kondisi yang khusus dalam kehamilan, dan ditandai dengan adanya peningkatan tekanan darah dan proteinuria. Preeklamsi ini selalu berhubungan dengan eklamsi, hal ini dikarenakan eklamsi merupakan kondisi lanjutan dari preeklamsi. Preeklamsi juga dapat berhubungan dengan adanya kegagalan organ ganda dari ibu.
Dalam fakta kehidupan, hampir semua bidan dalam menjalankan tugasnya selama didalam kehidupan profesionalnya, pasti seorang bidan akan menemui kasus ibu dengan preeklamsi, baik preeklamsi berat maupun preeklamsi ringan. Maka dari itu, kita sebagai seorang bidan harus mengetahui tentang preeklamsi, baik devinisi, tanda dan gejala, pencegahan dari preeklamsi itu sendiri,cara penanganan dan sebagainya.
Disini, kami sebagai penulis makalah ini akan membahas tentang preeklamsi, tenda gejala, fakrot resiko, dan sebagainya yang masih dalam ruang lingkup preeklamsi tersebut, yang dimana hal tersebut digunakan untuk suatu metode pembelajaran yang dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

I.2 Tujuan Penulisan
Tujan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
*      Agar mahasiswa mengetahui tentang preeklamsi
*      Agar mahasiswa mengerti dan memahami tentang preeklamsi
*      Agar mahasiswa dapat menerapkan penanganan atau pertolongan pertama pada ibu dengan preeklamsi.

I.3 Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan penulis dalam menyusun makalah ini adalah dengan pengginaan metode study pustaka, karena metode ini lebih memudahkan penulis dalam proses penyusunan  makalah ini

BAB II
ISI
 
II.1 Definisi  dan Tanda Gejala Preeklamsi
Preeklamsi merupakan penyebab kematian kedua terbesar pada kehamilan didunia. Kematian pada umumnya terjadi akibat keterlambatan penanganan serta ketidaktahuan tentang pereeklamsia. Preeklamsia atau keracunan kehamilan sering juga di sebut toksemia. Preeklamsi  merupakan suatu kondisi yang dapat dialami oleh setiap wanita hamil tapi tidak terjadi pada wanita yang tidak hamil. Preeklamsi juga merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi  ante, intra, dan post partum. Preeklamsi dapat berhubungan dengan kejang (eklamsi) dan gagal organ ganda pada ibu, sementara komplikasi pada janin meliputi restriksi pertumbuhan dan abrupsio plasenta. Preeklamsi dibedakan menjadi 2 yaitu, preeklamsi ringan dan preeklamsi berat. Preeklamsi ringan adalah suatu syndron spesifik kehamilan dengan menurunnnya perfusi organ yang akan mengakibatkan terjadinya vasospasme pembuluh darah dan aktivitas endotel. Preeklamsi berta adalah preeklamsi dengan tekanan darah sistolik lebih besar dan sama dengan 160mmHg dan diastoliknya lebih besar dan sama dengan 110 mmHg yang disertai dengan adanya proteinuria (> 5g/24 jam ).
Penyakit ini biasanya ditandai dengan tanda-tanda sebagai berikut:
*      Adanya peningkatan tekanan darah yang diikuti dengan adanya peningkatan kadar protein didalam urine.
*      Nyeri kepala dan adanya gangguan penglihatan (pandangan kabur).
*      Nyeri epigastrik
*      Pada wanita hamil akan mengalami pembengkakan pada kaki dan tangan.
*      Preklamsia umumnya muncul pada umur kehamilan 37minggu, tetapi dapat timbul kapan saja pada pertengahan kehamilan.  meskipun pada beberapa kasus ada yang di temukan pada awal masa kehamilan.
*      Terjadi penurunan volume plasma antara 30%-40% yang disebut hipovolemia.
*      Terjadi penurunan fungsi ginjal.

II.2. Etiologi Preeklamsi
Etiologi penyakit ini sampai saat ini belum di ketahui dengan pasti. Banyak teori – teori yang di kemukakan para ahli  yang mencoba menerangkan  penyebabnya. Namun belum ada yang memberikan jawaban yang memuaskan. Teori yang sampai sekarang ini masih  dipakai sebagai penyebab preeklamsia adalah teori iskemia plasenta (kurangnya sirkulasi O2 ke plasenta). Namun teori ini belum menerangkan semua hal yang berkaitan dengan penyakit tersebut. ternyata tidak hanya satu faktor yang menyebabkan preeklamsia. Diantara faktor – faktor yang telah masih belum dapat dibedakan antara penyeebab dan akibat yang ditimbulkan.
II.3. Patofisiologi Preeklamsi
Preeklamsi berhubungan dengan implantasi abnormal plasenta dan invasi dangkal tromboblastik yang mengakibatkan berkurangnya perfusi plasenta. Arteri uterina mengalami kegagalan vasodilatasi fisiologis, aliran darah mengalami hambatan akibat perubahan aterotik yang menyebabkan obstrukisi didalam pembuluh darah.
Patologi peningkatan tahanan dalam sirkulasi utero-plasenta dengan gangguan aliran darah intervilosa, yang mengakibatkan iskemia dan hipoksia yang bermanifestasi selama paruh kedua kehamilan. Patofisiologi yang sering mendasari preeklamsi diantaranya:
1.      Pada preeklamsia, terjadi spasme pembuluh darah di sertai dengan retensi garam dan air.
2.      Pada biopsi ginjal, di temukan spasme hebat arteriola glomerolus.
3.      Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya , sehingga hanya dapat di lalui oleh satu sel darah merah. Dengan demikian,  jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, tekanan darah akan naik, dalam usaha mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat di cukupi.
4.      Kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruang interstitial, belum di ketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam.
5.      Proteinuria dapat di sebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerulus.
6.      Pada preeklampsia dijumpai kadar aldosteron yang rendah dan konsentrasi prolaktin yang tinggi dari kehamilan normal.

II.4 Faktor Resiko Preeklamsi
Faktor resiko yang berhubungan dengan preeklamsi adalah diaantaranya:
*      Ada hubungan genetik yang telah ditegakkan (riwayat dari ibu atau keluarga perempuan meningkatkan resiko empat sampai delapan kali).
*      Ada bukti pengaruh paternal. Ibu berisiko dua kali lebih besar bila hamil dari pasangan yang sebelumnya menjadi ayah dari suatu kehamilan dengan penyakit ini.
*      Preeklamsi sepuluh kali lebih sering terjadi pada primigravida
*      Kehamilan ganda (kembar) memiliki resiko lebih dari dua kali lipat
*      Pasangan (suami) baru dapat mengembalikan resiko ibu sama seperti primigravida.
*      Obesitas meningkatkan resiko empat kali lipat.
*      Kondisi maternal yang meningkatkan resiko seperti hipertensi, penyakit ginjal, diabetes, preeklamsi sebelumnya, dan kecendrungan trombotik yang mendasari, terutama sindroma antifosfolipid.
II.5 Penegakan Diagnosa Preeklamsi
Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, bahwa preklamsia dibedakan  menjadi 2, yaitu Preeklamsia ringan dan preeklamsia berat.
a.       Preeklamsia ringan, bila di sertai dengan keadaan sebagai berikut :
*      Tekanan darah 140 atau kenaikan 30mmHg dengan interval pelaksanaan 6 jam.
*      Tekanan darah diastolik 90 atau kenaikan 15mmHg dengan interval pelaksanaan 6 jam.
*      Kenaikan berat badan 1kg atau lebih dalam seminggu
*      Proteinuiera kuantitatif 0,3 gr atau ≥ 1+.
*      Terdapat edema setelah kehamilan 20 minggu (edema pada muka, tangan dan generalisata.
b.      Preeklamsia berat, bila disertai dengan keadaan sebagai berikut :
*      Tekanan darah 160/110 mmhg atau lebih
*      Oligouria, Urin kurang dari 500 cc / 24 jam
*      Proteinurenia lebih dari 3gr /liter (≥ 2+)
*      Adanya gangguan selebral, gangguan virus, rasa nyeri di kepala, Gangguan penglihatan, penurunan kesadaran.
*      Terdapat edema paru dan sianosis
*      Aspartate transaminase lebih dari 50IU/l.
*      Trombosit dibawah 100 (x 109 perliter)
*      Kenaikan kadar kreatin plasma
*      Nyeri epigastrium atau nyeri pada kuadran kanan atas abdomen (akibat teregangnya kapsula glisson).
*      Hemolisis mikroangiopatik
*      Pertimbuhan janin intrauterin yang terhambat

II.6 Pencegahan Preeklamsi
Pencegahan preeklamsi merupakan upaya untuk mencegah terjadinya preeklamsi pada perempuan hamil yang mempunyai resiko terjadinya preeklamsi. Pencegahan preeklamsi dapat di lakukan secara nonmedical ataupun medical.
a)      Pencegahan dengan non medical
Pencegahan nonmedical ialah pencegahan dengan tidak menggunakan atau tidak memberikan obat. Cara yang paling sederhana adalah melakukan tirah baring. Di Indonesia tirah baring masih dilakukan dan masih diperlukan pada mereka yang mempunyai resiko tinggi terjadinya preeklamsi meskipun tirah baring tidak terbukti mencegah terjadinya preeklamsi dan mencegah persalinan preterm. Restriksi garam tidak dapat mencegah terjadinya preeklamsi. Pencegahannya  yaitu dengan cara diet dan dengan penambahan suplemen yang mengandung minyak ikan yang kaya dengan asam lemak tidak jenuh, misalnya pmega 3, kaya dengan antioksidan, misalnya vitamin c, vitamin e, β-karotin, kaya dengan elemen berat logam seperti zinc, magnesium, dan kalsium. Diusahakan kehamilan pertama antara usia 20-35 tahun, hindari kehamilan pertama pada usia di bawah 20 tahun atau di atas 35 tahun.

b)      Pencegahan Dengan Medical
Pencegahan dengan medical adalah pencegahan dengan menggunakan atau pemberian obat meskipun belum ada buukti yang kuat tentang adanya preeklamsi. Permberian diuretik tidak terbukti mencegah terjadinya preeklamsi bahkan memperberat hipovolemia. Antihippertensi juga tidak terbukti dapat mencegah preeklamsi.
Pencegahannya dapat dilakukan dengan pmberian obat yang mengandung 1500-2000mg/ hari dapat dipakai sebagai suplemen pada resiko tinggi terjadinya preeklamsi. Selain itu, dapat pula diberikan zinc 200mg/hari, magnesium 365mg/hari, aspirin dengan dosis rendah ± 100mg/hari atau dipiridamole. Selain itu, dapa juda diberikan obat obat antioksidan seperti vitamin c, vitamin e, β-carotin, dan asam lipoik.

II.7 Penanganan Preeklamsi
1)      Preeklamsi ringan
Jika kehamilan <37 minggu, dan tidak ada tanda-tanda perbaikan lakukan penilaian 2 kali seminggu secara rawat jalan :
a.       Pantau tekanan darah, proteinuria, refleks, dan kondisi janin.
b.      Lebih banyak istirahat.
c.       Diet biasa.
d.      Tidak perlu diberi obat-obatan.
e.       Jika rawat jalan tidak mungkin, rawat di rumah sakit :
Diet biasa, Pantau tekanan darah 2kali sehari, proteinuria 1kali sehari, Tidak perlu obat-obatan, Tidak perlu diuretik kecuali jika terdapat edema paru, dekompensasi kordis atau gagal ginjal akut, Jika tekanan diastolik turun sampai normal pasien dapat dipulangkan:
*      Nasehati klien untuk istirahat dan perhatikan tanda-tanda preeklamsia berat.
*      Kontrol 2kali seminggu
*      Jika tekanan distolik naik lagi maka pasien dirawat kembali.
f.       Jika tidak ada tanda-tanda perbaikan pasien tetap dirawat.
g.      Jika terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin terlambat pertimbangkan terminasi kehamilan.
h.      Jika proteinuria meningkat, tangani sebagai preeklamsia berat.
Jika kehamilan >37 minggu, pertimbangkan terminasi:
a.       Jika servik matang, lakukan induksi dengan oksitosin 5 IU dalam 500 ml dekstrose IV 10 tetes/menit atau dengan prostaglandin.
b.      Jika servik belum matang, berikan prostaglandin, misoprostol atau kateter Foley, atau terminasi dengan seksio sesarea.

2)      Preeklamsi Berat
Penanganan preeklamsia berat dan eklamsia sama, kecuali bahwa persalinan harus berlangsung dalam 12 jam setelah timbulnya kejang pada eklampsia.
a.       Penanganan Kejang
Kejang dapat ditangani dengan cara memberikan obat antikonvulsan, pemberian oksigen jika dibutuhkan, posisikan klien dengan posisi trendelenbrug, lindungi pasien dari kemungkinana terauma

b.      Penanganan Umum
·         Jika tekanan diastolik >110 mmHg , brikan anti hipertensi, sampai tekanan diastolik diantara 90-100mmHg
·         Pasang infus ringer laktat dengan jarum besar ( 16 gauge atau>)
·         Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overload
·         Kateterisasi urin untuk pengeluaran volume dan protein uria
·         Jika jumlah urin < 30 ml /jam:
*      Infus cairan di pertahankan 1 1/8 jam
*      Pantau kemungkinan edema paru
·         Jangan tinggalkan pasien sendirian.kejang di sertai aspirasi dapat mengakibatkan kematian ibu dan janin
·         Observasi tanda tanda vital, refleks, dan denyut jantung janin setiap jam
·         Auskultasi paru untuk mencari tanda tanda edema paru
Krepitasi merupakan tanda edema paru. Jika ada edema paru , stop pemberian cairan ,dan berikan deuretikmisalnya furosemide 40 mg IV.
·         Nilai pembekuan darah dengan uji pembekuan bedside. Jika pembekuan tidak terjadi sesudah 7 menit kemungkinan terdapat koagulopati.
II.8 Komplikasi (Dampak) Preeklamsi
Dampak atau komplikasi yang ditimbulkan dri preeklamsi diantaranya:
Pada ibu
a.       Dapat terjadi pembengkakan di otak sehingga timbul kejang dengan penurunan kesadaran yang biasa disebut eklampsia. Dapat juga terjadi pecahnya pembuluh darah di otak akibat hipertensi.
b.      Bengkak yang terjadi di paru-paru menyebabkan sesak napas hebat dan bisa berakibat fatal.
c.       terdapat kelainan  jantung, dan gagal ginjal.
d.      Bisa terjadi kebutaan akibat penekanan saraf mata yang disebabkan bengkak maupun lepasnya selaput retina mata. Kebanyakan bersifat sementara. Kendati demikian, pemulihannya memakan waktu cukup lama.
e.       Terjadi pecahnya sel darah merah dengan penurunan kadar fibrinogen darah.
f.       Solusio plasenta. Komplikasi ini terjadi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih sering terjadi pada Preeklampsia.
g.      Hemolisis, penderita dengan Preeklampsia berat kadang-kadang menunjukkan gejala klinik hemolisis yang di kenal dengan ikterus. Belum di ketahui dengan pasti apakah ini merupakan kerusakan sel-sel hati atau destruksi sel darah merah. Nekrosis periportal hati sering di temukan pada autopsi penderita eklampsia dapat menerangkan ikterus tersebut.
h.      Nekrosis hati. Nekrosis periportal hati pada Preeklampsi – eklampsia merupakan akibat vasopasmus arteriol umum.
i.        Sindrom HELLP yaitu  haemolysis, elevated liver enzymes, dan low platelet.
Pada janin
a.       Pertumbuhan janin terhambat sehingga mengakibatkan berat bayi lahir  rendah
b.      Lahir dengan premature dan bayi akan asfiksia.

II.8 Peran Bidan
Sebagai tenaga kesehatan, bidan juga memiiki peran dalam pemeriksaan, diantaranya:
a.       Mengukur tekanan darah pada ibu hamil untuk mendeteksi gejala preeklamsi yaitu adanya hipertensi
b.      Jika ibu hipertensi, lakukan uji proteinuria pada urin ibu.
c.       Lakukan rujukan ke instansi kesehatan yang lebih tinggi (Rumah Sakit)

 BAB III
PENUTUP


III.1 Kesimpulan
Preeklamsi  merupakan suatu kondisi yang dapat dialami oleh setiap wanita hamil tapi tidak terjadi pada wanita yang tidak hamil. Preeklamsi juga merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi  ante, intra, dan post partum. Preeklamsi dibedakan menjadi 2 yaitu, preeklamsi ringan dan preeklamsi berat. Penyakit ini biasanya ditandai dengan tanda-tanda sebagai berikut:
*      Adanya peningkatan tekanan darah yang diikuti dengan adanya peningkatan kadar protein didalam urine.
*      Nyeri kepala dan adanya gangguan penglihatan (pandangan kabur).
*      Nyeri epigastrik
*      Pada wanita hamil akan mengalami pembengkakan pada kaki dan tangan.
*      Preklamsia umumnya muncul pada umur kehamilan 37minggu, tetapi dapat timbul kapan saja pada pertengahan kehamilan.  meskipun pada beberapa kasus ada yang di temukan pada awal masa kehamilan.
*      Terjadi penurunan volume plasma antara 30%-40% yang disebut hipovolemia.
*      Terjadi penurunan fungsi ginjal.
Penyebab preeklamsi sampai saat ini belum dapat diketahui, karena kebanyakan dari penderita tidak mengetahui tentang tanda dan gejala dari preeklamsi itu sendiri, sehingga belum dapat dipastikan secara benar mengenai penyebab dari preeklamsi tersebut.
Patofisiologi yang sering mendasari preeklamsi diantaranya:
1.      Pada preeklamsia, terjadi spasme pembuluh darah di sertai dengan retensi garam dan air.
2.      Pada biopsi ginjal, di temukan spasme hebat arteriola glomerolus.
3.      Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian sempitnya , sehingga hanya dapat di lalui oleh satu sel darah merah. Dengan demikian,  jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, tekanan darah akan naik, dalam usaha mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenasi jaringan dapat di cukupi.
4.      Kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh penimbunan air yang berlebihan dalam ruang interstitial, belum di ketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam.
5.      Proteinuria dapat di sebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada glomerulus.
6.      Pada preeklampsia dijumpai kadar aldosteron yang rendah dan konsentrasi prolaktin yang tinggi dari kehamilan normal.


Faktor resiko yang berhubungan dengan preeklamsi adalah diaantaranya:
*      Ada hubungan genetik yang telah ditegakkan (riwayat dari ibu atau keluarga perempuan meningkatkan resiko empat sampai delapan kali).
*      Ada bukti pengaruh paternal.
*      Primigravida
*      Kehamilan ganda (kembar)
*      Pasangan (suami) baru
*      Obesitas.
*      Kondisi maternal yang meningkatkan resiko seperti hipertensi, penyakit ginjal, diabetes, preeklamsi sebelumnya, dan kecendrungan trombotik yang mendasari, terutama sindroma antifosfolipid.
Pencegahan preeklamsi merupakan upaya untuk mencegah terjadinya preeklamsi pada perempuan hamil yang mempunyai resiko terjadinya preeklamsi. Pencegahan preeklamsi dapat di lakukan secara nonmedical ataupun medical.
Komplikasi yang dapat muncul karena preeklamsi diantaranya
*      Dapat terjadi pembengkakan di otak dan pecahnya pembuluh darah di otak akibat hipertensi.
*      Bengkak yang terjadi di paru-paru menyebabkan sesak napas hebat dan bisa berakibat fatal.
*      terdapat kelainan  jantung, dan gagal ginjal.
*      Bisa terjadi kebutaan akibat penekanan saraf mata yang disebabkan bengkak maupun lepasnya selaput retina mata.
*      Terjadi pecahnya sel darah merah dengan penurunan kadar fibrinogen darah.
*      Solusio plasenta.
*      Hemolisis dan Nekrosis hati.
*      Sindrom HELLP yaitu  haemolysis, elevated liver enzymes, dan low platelet
*      Pertumbuhan janin terhambat sehingga mengakibatkan berat bayi lahir  rendah
*      Bayi lahir dengan premature dan bayi akan asfiksia.
Sebagai tenaga kesehatan, bidan juga memiiki peran dalam pemeriksaan, diantaranya:
a.       Mengukur tekanan darah pada ibu hamil untuk mendeteksi gejala preeklamsi yaitu adanya hipertensi
b.      Jika ibu hipertensi, lakukan uji proteinuria pada urin ibu.
c.       Lakukan rujukan ke instansi kesehatan yang lebih tinggi (Rumah Sakit)

DAFTAR PUSTAKA

Bagian Obstetri & Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran Bandung. 1984. Obtetri Patologi. Bandung: Elstar Offset.
Cunningham F Gary, dkk. 2005. Obstetri William. Edisi 21.  Jakarta: EGC.
Saifuddin, Abdul Bari, dkk (Ed). 2009. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Edisi Keempat. Cetakan Kedua. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Varney, Helen, dkk. 2006. Buku Ajar Asuhan kebidanan (Varney’s Midwifery). Edisi 1. Volume 1. Jakarta: EGC.

Diposting oleh Unknown di 07.46 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Bagikan ke XBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Label: Biokimia
Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda
Langganan: Postingan (Atom)

My Self ^^

Unknown
Lihat profil lengkapku

About

Welcome to my blog Blog ini kebanyakan berisi tentang ilmu kebidanan Semoga dapat bermanfaat... enjoy to my blog :)

Categories

Asuhan Kebidanan I (1) Asuhan Kebidanan II (1) Asuhan Kebidanan IV (10) Asuhan Kebidanan Neonatus Bayi dan Balita (4) Bahasa Indonesia (1) Biokimia (1) Biologi Reproduksi (1) Epidemiologi (1) Ilmu Kesehatan Masyarakat (2) Kesehatan Reproduksi (1) Komputer (2) Konsep Kebidanan (2) Mutu Pelayanan Kebidanan (1) Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kebidanan (2) Penjaskes (1) Promosi Kesehatan (3)

Search

Arsip Blog

  • ►  2014 (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2013 (21)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (7)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (6)
    • ►  Januari (1)
  • ▼  2012 (7)
    • ►  Desember (1)
    • ►  November (2)
    • ►  September (1)
    • ►  April (1)
    • ▼  Maret (2)
      • Preeklamsi
      • Senam Hamil
  • ►  2011 (2)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (1)
  • ►  2010 (2)
    • ►  September (1)
    • ►  Agustus (1)

Widget-Animasi-Blog

Follow My Fanspage ^^

Daftar Isi

Follower

Diberdayakan oleh Blogger.